Kegiatan seleksi benih merupkan salah satu hal yang paling sulit dari
rangkaian kegiatan pemijahan ikan koi. Seleksi yang sembrono atau ceroboh akan
mengakibatkan kerugian, karena biaya makan yang banyak dan tenaga ekstra yang
telah banyak tercurahkan hanya menghasilkan koi yang rendah mutunya.
Dewasa ini ada anggapan bahwa orang yang me-mijahkan koi selalu berharap
menghasilkan koi yang bagus kualitasnya. Anggapan ini keliru sama sekali, sebab
tidak sedikit dari mereka yang sudah ber-pengalaman mendapatkan benih koi yang
keseluruh-annya jelek. Umumnya di antara mereka tidak mem-produksi secara
masal, sebab produksi masal susah diurut asal-usulnya.
Asal-usul ini sangat perlu, ter-utama Jika akan mengawinkan koi dengan induknya. Dengan pemijahan berpasangan, induk akan mudah dicari sebab induk hanya seekor betina dan dua atau tiga ekor jantan yang gampang diingatnya. Mempro-duksi koi secara masal hanya akan menambah pekerjaan, karena seekor koi mampu menghasilkan anak hingga puluhan ribu ekor.
Asal-usul ini sangat perlu, ter-utama Jika akan mengawinkan koi dengan induknya. Dengan pemijahan berpasangan, induk akan mudah dicari sebab induk hanya seekor betina dan dua atau tiga ekor jantan yang gampang diingatnya. Mempro-duksi koi secara masal hanya akan menambah pekerjaan, karena seekor koi mampu menghasilkan anak hingga puluhan ribu ekor.
Kepadatan benih yang sangat tinggi cenderung membuat
benih bersaing tempat dan makanan. Koi yang buruk dapat merusak koi yang
mutunya bagus. Oleh karenanya perlu diadakan penyeleksian yang ketat.
Penyeleksian dilakukan ketika benih berumur 1 hingga 3
bulan, dan benih dipisahkan menurut besar dan jenisnya. Ada beberapa ekor koi
yang umumnya tumbuh kelewat bongsor, sedangkan se-bagian lagi sangat lambat.
Penyeleksian ini juga akan membantu koi yang pertumbuhannya lambat bisa tumbuh
normal kembali.
Selama 1-3 bulan penyeleksian dilakukan seba-nyak 3
atau 4 kali. Seleksi yang pertama, dilakukan sekitar 2 minggu setelah menetas
bagi Showa, 50 hari setelah menetas untuk Ogon, 60 hari untuk Kohaku dan
Taisho-sanke. Benih yang cacat ditan-dai dengan warna merah, putih, atau hitam
saja. Biasanya dari jumlah benih yang menetas, sisanya yang bagus tinggal
10—20%.
Seleksi kedua dilakukan untuk menentukan pola warna
dan kualitas secara keseluruhan. Setelah selesai seleksi akan makin sedikit
benih yang masih tersisa, tapi yang jelas akan semakin ringan pekerjaan yarig
hams kita lakukan. Seleksi benih memang susah, dan hanya bisa dilakukan dengan
benar dan serius oleh mereka yang sudah dekat dengan koi. Dan penglihatan yang
tajam tetap diperlukan untuk mendapatkan benih-benih yang bagus kualitasnya.
Secara umum benih-benih yang lolos seleksi akan
memiliki ciri-ciri se-bagai berikut :
o Badan dan siripnya
normal, tidak cacat.
o Warna badannya sudah
nampak menonjol, se-suai dengan varietasnya.
o Warna putih, merah,
hitam atau kuning nampak jernih tidak tercampur dengan warna lain.
0 komentar:
Posting Komentar