Home » » KIAT MENGOLAH KARAGINAN RUMPUT LAUT

KIAT MENGOLAH KARAGINAN RUMPUT LAUT

Written By Informasi Penyuluhan Perikanan on Selasa, 16 Agustus 2016 | Selasa, Agustus 16, 2016


 

Rumput laut jenis Eucheuma berkembang pesat hampir di seluruh wilayah pantai Indonesia. Rumput laut jenis ini sangat tinggi mengandung karaginan yang banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam industri makanan, minuman, farmasi, keramik, tekstil, dan kosmetik.
Pengolahan rumput laut menjadi karaginan dapat dilakukan secara semi murni. Cara ini sebenarnya sangat sederhana yaitu dengan cara merebus rumput laut ke dalam larutan alkali.
Terdapat beberapa istilah untuk karaginanan semi murni, seperti SCR (semirefine karaginan) , ATC (alkali treated carageenophytes), AMF (alkali modified flour), SF (seawed flour) dan cotonii chips. Karaginan ini banyak digunakan sebagai stabilizer dan emulsifier pada industri makanan ternak. Disamping itu, karaginan semi murni merupakan bahan baku untuk industri karaginan murni, sehingga dapat diperoleh karaginan yang mempunyai kekuatan gel serta rendemen yang tinggi. Karaginan murni banyak digunakan sebagai bahan stabilisator, pengental, pembentuk, gel, pengikat dan pencegah kristalisasi dalam industri makanan dan minuman, farmasi kosmetik dan lain sebagainya.


Bahan dan alat:  
A.    Bahan mentah:

Bahan mentah yang digunakan dalam pengolahan im adalah E. cottonii atau E. spinosum. 
 
B.       Bahan Pembantu:
  • Natrium Hidroksida (NaOH) berfungsi mengatur pH
  • Filter aid (Celite atau tanah diatomite) berfungsi membantu proses penyaringan
  • Natrium chlorida (NaCI) dan Isopropanol (IPA) berfungsi untuk mengendapkan karaginan
C.       Peralatan:
  • Peralatan untuk pencucian rumput laut
  • Peralatan untuk perebusan
  • Peralatan untuk penghancuran rumput laut
  • Filter press untuk penyaringan
  • Peralatan untuk pengendapan karaginan
  • Oven untuk pengeringan
Prosedur Pengolahan Karaginan  
1.      Pembersihan:
Rumput Laut yang akan diekstraksi dicuci dan dibersihkan dengan air untuk menghilangkan garam, pasir, karang, potongan tali dan rumput laut jenis lain yang tidak diinginkan.  
2.      Ekstraksi:
Rumput laut yang telah bersih kemudian direbus/ diekstraksi dalam air dengan volume 40-50 kali berat rumput laut kering. pH ekstraksi diatur menggunakan larutan NaOH sehingga diperoleh pH 8-9. Ekstraksi pertama dilakukan selama 30-60 menit pada suhu 85-95 oC. Rumput laut kemudian dihancurkan sehingga berbentuk bubur rumput laut. Ekstraksi kedua dilakukan selama 3 jam untuk E. spinosum dan 18 jam untuk E. cottonhi pada suhu dan pH yang sama seperti pada ekstraksi pertama.   
3.      Penyaringan
Setelah proses ekstraksi selesai, bubur rumput laut ditambah dengan filter aid (celite atau tanah diatomite) dengan konsentrasi 3-4 %. Penyaringan dengan menggunakan filter press. Untuk memudahkan proses penyaringan dilakukan dalam keadaan panas. Filter hasil penyaringan kemudian ditambah dengan larutan NaCl 10% (10 g NaCI dilarutkan dalam 100 ml air) untuk membantu proses pengendapan. Filtrat karaginan kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai 6O oC.  
4.      Pengendapan:  
Pengendapan karaginan dilakukan dengan cara menuangkan filtrat karaginan yang telah dipanaskan ke dalam larutan isopropil alkohol sambil diaduk-aduk selama 15 menit, sehingga terbentuk serat-serat karaginan. Perbandingan filtrat dan isopropil alkohol yang digunakan adalah 1:2. Serat-serat karaginan yang diperoleh kemudian diperas dan direndam kembali dengan isopropil al­kohol selama 30 menit sehingga diperoleh serat karaginan yang lebih kaku.  
5.      Pengeringan dan Penepungan:
Serat-serat karaginan kemudian dikeringkan dengan pengering hampa udara pada suhu 60 0C sampai kering, kemudian digiling sehingga diperoleh tepung karaginan.  



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

ROSADI. Lahir 05 Agustus 1982

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate