Rumput
laut jenis Eucheuma berkembang
pesat hampir di seluruh wilayah pantai
Indonesia. Rumput laut jenis ini sangat tinggi
mengandung
karaginan
yang banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam industri makanan, minuman,
farmasi, keramik, tekstil,
dan kosmetik.
Pengolahan
rumput laut menjadi karaginan dapat dilakukan secara semi murni. Cara ini sebenarnya sangat
sederhana yaitu dengan cara merebus rumput laut ke dalam larutan alkali.
Terdapat
beberapa istilah untuk karaginanan semi murni, seperti SCR (semirefine karaginan) , ATC (alkali treated carageenophytes), AMF (alkali modified flour), SF (seawed flour) dan cotonii chips. Karaginan ini banyak digunakan sebagai stabilizer dan emulsifier pada industri makanan ternak. Disamping itu, karaginan semi murni merupakan bahan baku
untuk industri karaginan murni,
sehingga dapat diperoleh
karaginan yang mempunyai kekuatan gel serta rendemen yang tinggi. Karaginan
murni banyak digunakan sebagai bahan stabilisator,
pengental, pembentuk, gel, pengikat dan pencegah kristalisasi dalam industri makanan
dan minuman, farmasi kosmetik dan lain sebagainya.
Bahan
dan alat:
A. Bahan
mentah:
Bahan
mentah yang digunakan dalam pengolahan im adalah E. cottonii atau E. spinosum.
B.
Bahan Pembantu:
- Natrium Hidroksida (NaOH) berfungsi mengatur pH
- Filter aid (Celite atau tanah diatomite) berfungsi membantu proses penyaringan
- Natrium chlorida (NaCI) dan Isopropanol (IPA) berfungsi untuk mengendapkan karaginan
C.
Peralatan:
- Peralatan untuk pencucian rumput laut
- Peralatan untuk perebusan
- Peralatan untuk penghancuran rumput laut
- Filter press untuk penyaringan
- Peralatan untuk pengendapan karaginan
- Oven untuk pengeringan
Prosedur Pengolahan Karaginan
1.
Pembersihan:
Rumput Laut yang akan diekstraksi dicuci
dan dibersihkan dengan air untuk menghilangkan garam,
pasir, karang, potongan tali dan rumput laut jenis lain yang tidak diinginkan.
2.
Ekstraksi:
Rumput laut yang telah bersih kemudian
direbus/ diekstraksi dalam air dengan volume 40-50 kali berat rumput laut
kering. pH ekstraksi diatur menggunakan larutan NaOH sehingga diperoleh pH 8-9. Ekstraksi pertama dilakukan selama 30-60
menit pada suhu 85-95 oC.
Rumput laut kemudian dihancurkan sehingga berbentuk bubur rumput laut.
Ekstraksi kedua dilakukan selama 3 jam untuk E. spinosum dan 18 jam untuk E.
cottonhi pada suhu dan pH yang sama seperti pada ekstraksi pertama.
3.
Penyaringan
Setelah
proses ekstraksi selesai,
bubur rumput laut ditambah dengan filter aid (celite atau tanah diatomite)
dengan konsentrasi 3-4 %. Penyaringan dengan menggunakan
filter press. Untuk memudahkan proses penyaringan dilakukan dalam keadaan panas.
Filter hasil
penyaringan kemudian ditambah dengan larutan NaCl 10% (10 g NaCI dilarutkan
dalam 100 ml air) untuk membantu proses pengendapan. Filtrat karaginan kemudian
dipanaskan hingga suhu mencapai 6O oC.
4.
Pengendapan:
Pengendapan
karaginan dilakukan dengan cara menuangkan filtrat karaginan yang telah
dipanaskan ke dalam larutan isopropil alkohol sambil diaduk-aduk selama 15
menit, sehingga terbentuk serat-serat karaginan. Perbandingan filtrat dan
isopropil alkohol yang digunakan adalah 1:2. Serat-serat karaginan yang
diperoleh kemudian diperas dan direndam kembali dengan isopropil alkohol
selama 30 menit sehingga diperoleh serat karaginan yang lebih kaku.
5.
Pengeringan dan Penepungan:
Serat-serat
karaginan kemudian dikeringkan dengan pengering hampa udara pada suhu 60 0C sampai kering, kemudian
digiling sehingga diperoleh tepung karaginan.
0 komentar:
Posting Komentar