Home » » PERSIAPAN AIR BUDIDAYA IKAN LELE

PERSIAPAN AIR BUDIDAYA IKAN LELE

Written By Informasi Penyuluhan Perikanan on Rabu, 28 Desember 2016 | Rabu, Desember 28, 2016



Air merupakan media utama untuk kelangsungan hidup ikan. Tanpa adanya air, mustahil ikan akan berlangsung hidup. Sebagai media hidup, air berfungsi sebagai wadah ikan mengambil oksigen dan makanan serta aktifitas lain sebagai mahluk hidup. Tak heran jika air dijadikan sebagai komponen utama dalam produksi budidaya ikan.

Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat ditentukan oleh kuantitas dan kualitas air media. Kuantitas dan kualitas air saling memiliki hubungan erat dalam menunjang kelangsungan hidup ikan. Kuantitas mencukupi tetapi kualitasnya tidak mendukung, ikan akan tumbuh tidak maksimal. Sebaliknya, kualitasnya mendukung akan tetapi kuantitasnya tidak mencukupi, ikan tidak akan mampu hidup dengan baik.

Melihat peran dan fungsi dari media air dalam kelangsungan usaha budidaya ikan, maka sebelum melakukan usaha hal penting yang harus dilakukan adalah mempersiapkan media air dengan sebaik mungkin. Dibawah ini akan kita bahas masalah persiapan media air untuk usaha budidaya ikan lele sistem biofloc.

1) Ketinggian air
·      Ketinggian air untuk budidaya ikan lele minimal 80-100 cm
·      Dengan ketinggian air dalam wadah budidaya 80-100 cm memiliki manfaat sebagai berikut: rentang perubahan suhu rendah sehingga suhu relatif stabil, toleransi tingkat kejenuhan media tinggi (air tidak mudah jenuh oleh sampah organik), ruang yang lebih luas memungkinkan ikan bergerak lebih bebas.

2) Desinfektan/Cuci Hamakan Air Kolam
·      Desinfektan adalah usaha mengkondisikan air budidaya bebas dari hama dan penyakit.
·      Salah satu caranya adalah dengan menggunakan chlorine (kaporit).
Larutkan chlorine 30 ppm kedalam kolam atau wadah budidaya. Diamkan selama 3 hari sambil dilakukan aerasi agar efek chlorine bisa teroksidasi. Untuk mempercepat oksidasi gunakan aerasi yang kuat. Kolam yang terkena sinar matahari dengan kuat, dalam waktu 3 hari efek chlorine akan hilang.


3) Penggaraman dengan Garam Krosok
·      Dengan diberikan Chlorin media air sudah cukup steril
·      Untuk menghambat pertumbuhan parasit dan bakteri pathogen, maka dilakukan penggaraman dengan dosis 3-5 kg/m³ (3-5 promill),
·      Fungsi lain dilakukan penggaraman adalah menstabilkan pH air
·      Mineral yang terkandung di garam sangat berguna untuk pertumbuhan bakteri
·      Mineral garam juga sangat berguna untuk mengikat ion nitrit

4) Pemberian Molase
·      Pemberian molase (tetes tebu) di awal sebanyak 50-100 ml/m3
·      Tujuan pemberian molase pada awal usaha budidaya bertujuan untuk menghambat pertumbuhan plankton (Blue Green Algae) agar plankton jenis ini tidak mendominasi media (menghindari air hijau)
·      Pemberian molase diawal juga bertujuan menaikkan kompisisi C:N ratio menjadi tinggi sehingga memungkinkan untuk bakteri heterotroof untuk segera mendominasi media.

Catatan:
Contoh kasus kematian benih pada awal tebar

Penyebab kematian pada awal tebar bisa disebabkan berbagai faktor. Misalnya, beberapa hari setelah tebar kena hujan, planktonnya goncang, amonia naik juga bisa menyebabkan kematian pada ikan. Serangan parasit protozoa (trichodina, ichthyopthirius, dll), cacing (dactilogyrus, gyrodactilus ) juga bisa menyebabkan kematian ikan, yg biasanya semakin ganas saat cuaca dingin. dan kemungkinan masih banyak lagi. Biasanya, saat cuaca dingin atau habis hujan dimana plankton mati (amonia tinggi), oksigen rendah, nafsu makan ikan turun dan ikan menjadi lemah. saat inilah trichodina menyerang.

2 komentar:

Popular Posts

ROSADI. Lahir 05 Agustus 1982

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate