Home » » PENYEBAB KEMATIAN IKAN GUPPY

PENYEBAB KEMATIAN IKAN GUPPY

Written By Informasi Penyuluhan Perikanan on Kamis, 09 Maret 2017 | Kamis, Maret 09, 2017


Agar budidaya ikan guppy yang kita miliki dapat berjalan dengan lancar, tentunya peternak ikan guppy harus mengetahui beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab kematian ikan guppy. Sebenarnya kalau menurut Mayu faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab kematian ikan guppy yaitu:

    PH air yang tidak cocok dengan ikan guppy.
    Pakan yang kotor.
    Kotoran ikan terlalu banyak.
    Perubahan suhu yang drastis.
    Kadar obat yang terlalu banyak.
    Tingkat kaporit yang terlalu tinggi.
    Parasit.

Akan tetapi bung Mayu juga akan memberi informasi yang dapat mempengaruhi penyebab kematian ikan menurut wikipedia.

Kebinasaan ikan dapat terjadi oleh beberapa sebab. Penyebab alami yang paling sering terjadi adalah hipoksia yang terjadi karena berbagai sebab seperti ledakan populasi alga, dan perubahan temperatur, dan air yang tercemar.
Berkurangnya Oksigen

Oksigen masuk ke air melalui difusi . Jumlah oksigen yang dapat terlarut oleh air amat ditentukan oleh tekanan atmosfer , temperatur air, dan kadar garam. Secara kimiawi, peningkatan kadar garam dan temperatur mengurangi tingkat kelarutan oksigen, sehingga kadar oksigen di dalam air dapat berfluktuasi sepanjang hari karena keberadaan dan sudut datang cahaya matahari serta cuaca . Keberadaan oksigen juga ditentukan oleh keberadaan tumbuhan dan hewan yang mati dan membusuk. Di lingkungan beriklim sedang, fluktuasi kadar oksigen dapat terjadi secara ekstrem dari kondisi jenuh sampai hampir hilang. Keterkaitan cahaya matahari dan kadar oksigen secara biologis dikarenakan jumlah mikroorganisme fotosintetik di air dan pH air. Temperatur juga mempengaruhi pH air dan berbagai mikroorganisme fotosintetik memiliki persyaratan kondisi lingkungan yang ideal untuk tumbuh.
Ledakan Populasi Alga

Ledakan populasi alga adalah keberadaan sejumlah besar alga yang mengapung di permukaan air. Ledakan populasi alga terjadi secara alami pada perairan yang mengandung nutrisi tinggi, meski keberadaan nutrisi tinggi tersebut dapat terjadi dari sumber yang tidak alami, misal dari limpasan nutrisi tanah pertanian dan limbah peternakan. Beberapa spesies alga memproduksi toksin, namun sebagian besar kasus kebinasaan ikan yang melibatkan ledakan populasi alga terjadi akibat turunnya kadar oksigen terlarut. Ketika alga mati, proses dekomposisi akan memakan banyak oksigen. Di Estonia, kombinasi ledakan alga dan peningkatan temperatur menyebabkan kebinasaan ikan. Penanganan tumpukan alga di perairan harus diperhatikan dengan cermat agar tidak menyebabkan kematian alga dalam jumlah besar sekaligus.

Beberapa penyakit juga disebabkan oleh alga dan menyebabkan kebinasaan ikan, seperti dinoflagellata Pfiesteria piscicida. Alga ini pada awalnya tidaklah beracun, namun zoospora yang dihasilkan dari alga ini memakan ekskresi dari ikan. Zoospora ini mengeluarkan

neurotoksin yang menyebabkan pendarahan pada ikan. Dinoflagellata dewasa lalu memakan darah dan kulit dari ikan yang mengalami penyakit tersebut. Kasus seperti ini dapat dianggap alami untuk mengendalikan populasi ikan yang berlebih di suatu tempat, namun laju kebinasaan ikan yang tidak wajar dapat disebabkan oleh pencemaran bahan organik dari daratan.

Pasang merah yang dihasilkan dari ledakan populasi alga berwarna merah, khususnya Karenia brevis diketahui umum terjadi di Teluk Meksiko. Pada konsentrasi tinggi, alga ini menyebabkan perairan menjadi berwarna merah kecoklatan. Alga ini memproduksi toksin yang mematikan sistem syaraf pusat dari ikan sehingga ikan tidak mampu bernafas dan mati. Toksin ini juga beracun bagi manusia dan dapat terakumulasi pada kerang. Spesies alga penyebab pasang merah lainnya yaitu Alexandrium fundyense di Teluk Maine.
Penyakit dan Parasit

Ikan dapat terjangkit berbagai virus, bakteri, dan jamur parasit penyebab penyakit. Semua itu terdapat secara alami di air. Ikan yang stress karena berbagai hal seperti peningkatan temperatur dan kondisi air yang kurang optimal lebih rentan terhadap parasit. Pada tahun 2004, kebinasaan ikan terjadi di Sungai Shenandoah di musim semi. Ketika itu air mencapai temperatur sekitar 50 derajat Fahrenheit lalu meningkat hingga 70an Fahrenheit. Turunnya imunitas tubuh ikan disebabkan oleh kondisi lingkungan dan pencemaran yang menyebabkan rentannya ikan terhadap serangan bakteri. Pada budidaya ikan, dimana kepadatan populasi ikan dioptimisasi, parasit dan penyakit dapat menyebar secara cepat.

Beberapa gejala awal ikan mengalami infeksi penyakit diantaranya:

    Perubahan warna, pendarahan, muncul bintik pada kulit.
    Bentuk yang tidak normal.
    Perilaku ikan yang tidak wajar, seperti berkumpul pada satu titik, tidak bisa mengapung, berputar-putar, dan sebagainya.
    Minimnya aktivitas atau respon.
    Tidak memiliki selera makan.

Temperatur Air

Seperti dijelaskan di atas, temperatur air mempengaruhi tingkat kelarutan oksigen. Secara umum, air yang lebih dingin melarutkan oksigen lebih banyak. Kasus berkurangnya kadar oksigen akibat temperatur tinggi yang menyebabkan kebinasaan ikan pernah terjadi di Teluk Delaware. Pada bulan September 2010 kebinasaan ikan terjadi di Sungai Mississippi di Louisiana yang merupakan kombinasi dari temperatur tinggi dan surutnya air. Umumnya kebinasaan ikan memang terjadi setiap tahun di akhir musim panas, namun dalam jumlah yang jauh lebih sedikit dibandingkan pada kejadian tersebut.

Periode cuaca yang panas meningkatkan temperatur di permukaan air. Air yang hangat akan terus berada di atas sehingga air yang dingin akan tetap berada di bawah, menyebabkan pembentukan lapisan. Meski air yang dingin mengandung banyak oksigen, namun difusi dari atmosfer melalui permukaan diperlukan untuk menjaga kadar oksigen di bawah permukaan air mencukupi. Dengan konveksi air yang minimum, maka akses ikan terhadap oksigen akan lebih sedikit.

Temperatur yang terlalu rendah juga dapat menyebabkan kebinasaan ikan, terutama spesies yang tidak toleran terhadap cuaca dingin. Kasus seperti ini pernah terjadi ketika ikan nila diintroduksi ke Florida. Ketika di musim dingin, ikan nila berhenti makan di temperatur 16 derajat Celcius, dan mulai mati di temperatur 7 derajat Celcius. Pada bulan Januari 2011 kasus kebinasaan ikan selektif terkait temperatur dingin juga terjadi di Maryland dan membunuh ikan yang muda saja.
Toksin

Limpasan pertanian, air pembuangan, limpasan permukaan, dan tumpahan bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan air menjaid beracun dan mematikan bagi hewan air. Beberapa spesies alga juga dapat memproduksi toksin yang dalam jumlah besar dapat menyebabkan kebinasaan ikan. Spesies alga tersebut yaitu Aphanizomenon, Anabaena, dan Microcystis. Di Louisiana pada tahun 1950an, kebinasaan ikan terjadi akibat keberadaan pestisida endrin di perairan. Air yang tidak memiliki sifat buffer yang baik akan mudah mengalami perubahan sifat akibat keberadaan bahan kimia tertentu yang dapat memicu kebinasaan ikan. Senyawa aluminium diketahui dapat menyebabkan kebinasaan ikan dengan kombinasi kondisi pH , ion kalsium , dan ion kompleks lainnya.

Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/
http://mayu-fish.com/blog/2016/11/20/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penyebab-kematian-ikan-guppy/

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

ROSADI. Lahir 05 Agustus 1982

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate